Mama
Sosoknya yang kuat bukan dalam arti tidak pernah menangis, kuat bukan dalam arti selalu ingin menang, dan kuat bukan dalam arti kaku. Mama.. Ia yang matanya berbinar melihat anaknya jika berprestasi, selalu ia tunjukkan. Ia yang matanya sembab melihat anaknya jika mebangkang, selalu ia tutupi.
Selalu berbohong pada tubuhnya sendiri, bahwa ia sedang menuju tuanya. Masa dimana nanti ia tidak bisa lagi membantu anaknya, masa dimana nanti ia hanya bisa duduk bahkan meminta pertolongan anaknya, masa dimana berucap mandiripun sukar.
Untaian kata yang kutulis ini tak cukup jika harus kepersembahkan untuknya, untuk jasanya yang telah berjuang melahirkan, untuk jasanya karna telah membesarkan, untuk jasanya yang telah mendidik dan merawat, untuk jasanya membuatku tidur, untuk jasanya karna terjaga dan bahkan tidak tidur, untuk jasanya ..... yang .... tidak mungkin terhitung.
Untuk semua yang telah kau lakukan dan akan kau lakukan, terimakasih Ma. Tak tahu kapan semua ini akan kubalas, tapi akan ku pastikan hal itu pasti ku lakukan. Untuk semua yang telah ku lakukan dan akan kulakukan, maaf Ma. Belum dapat kubahagiakan sepenuhnya walau tak kau pinta.
"di dalam hati ku yakin serta percaya pada kekuatan do'a yang engkau titipkan lewat Tuhan, membuat semangat bila diri ini rapuh dan tiada berdaya"