catch the rawr hint!

Thursday, July 11, 2013

Bosan Gak Jadi Orang Baik

Enggak, habis gak selamanya juga orang baik diremehkan. Allah yang membalasnya, Allah itu Maha Adil. Memang benar, kita baik pada semua orang tapi belum tentu mereka baik pada kita. Tapi kalau kebaikan itu dimulai dari kita apa salahnya? 

Gak bosan, gak mau bosan, dan gak akan bosan. Yang terpenting ridho yang di atas. Ikhlas ngelakuin kebaikan insha Allah disayang banyak orang dan itu lebih baik dari pada hanya sekedar dihargai. Masalah karakter, orang baik juga bisa berkarakter.

Sebelumnya ku koreksi dulu, aku gak sepenuhnya baik, masih banyak banget malah yang menurutku buruk. Bedain orang baik sama orang yang diremehkan. Baik itu universal, abstrak, dan gak terukur. Bisa kok jadi orang baik yang dihargai juga. Itu bawaan diri kita untuk bagaimana kita dihargai. Cuma presepsi orang lain itu, kalau udah jadi orang baik itu prinsip, mau menurut orang lain membosankan, kenapa nggak?

Yaaaa memang orang baik kadang diinjak dan diremehkan, kadang berpikir lagi mungkin ini cobaan Allah untuk mengingatkanku bagaimana aku menanggung-jawabkan dan sebesar apa kekuatan aku saat itu.

Kalau aku masuk kategori baik, gak ngerasa bosan tuh. Yang harus ditanya itu, ada alasan buat jadi gak baik?

You guys are so HEALERS.

Wednesday, July 10, 2013

Reuni SD

Reuni SD Mekar Mukti 06 Angkatan 2006/2007, 6 Juli 2013 bertempat di Rumah Makan Mety Putri- Pasir Gombong, Cikarang, Jawa Barat. Rencana yang telah kami buat sekitar sebulan sebelum acara bisa terbilang sukses. Berawal dari ide seorang laki-laki yang mungkin bisa dibilang, dia yang paling semangat kalau soal beginian, Muhammad Al-Anis Faishal (Ais). Entah apa yang ada dipikiran orang ini, Saya dan teman-teman yang lain sudah seharusnya memikirkan soal perguruan tinggi, tapi masih juga harus membuat acara reuni yang sudah kedua kalinya ini. Bisa dibilang juga anggkatan kami adalah angkatan yang paling rajin membuat reuni dibandingkan angkatan-angkatan lainnya.

Awalnya ide Ais membuat reuni ini adalah; “Nanti lo semua kan bakal sibuk masing-masing, jadi ya kapan lagi?”. Lalu dipilihlah kami, panitia yang sudah ‘lega’ adalah kami yang lolos SNMPTN jalur undangan dan yang sudah fix memilih Perguruan Tinggi Swasta.

Kegiatan dimulai dengan memilih tanggal dan tempat, kami pun memilih 6 Juli di RM. Mety Putri. Lalu kami membuat sususan acara yang meliputi: makan siang, games, door prize, dan pengumpulan barang-barang layak pakai untuk bakti sosial.

Kami pun tidak lupa untuk mempublikasikannya kepada teman-teman angkatan. Untungnya, masalah hubung-menghubungi menjadi perkara mudah di jaman sekarang. Karena kita hidup di jaman yang bohong namanya jika sesorang sulit dihubungi kecuali dia menutup diri.

Well, kita ngomongin budget sekarang. Kami memesan paket 50 porsi seharga 2 Juta rupiah di Mety Putri. 20 Ribu rupiah/anak untuk makan siang dan doorprize. Kami sebagai panitia berelapang diri untuk menyumbang lebih dari anak-anak lain, 30 ribu rupiah.

Setelah banyak yang mendaftar untuk ikut....panik. Target kami hanya 35 orang saja yang ikut ternyata terlampau jauh sekali. Mau tidak mau, kami harus punya dana lebih dari 2 juta untuk berjaga-jaga.

Perburuan dana pun dimulai; tentukan donatur; buat proposal; datangi; konfirmasi; mau kerja; mau gerak. Tantangannya bukan hanya gak dapat uang, tapi juga panitia yang sibuk melengkapi berkas di universitas masing-masing, sejadi-jadinya kami harus bergantian untuk kerja.  

Beberapa hari sebelum hari H, dana 2 juta memang sudah tertutup, tapi kami masih takut uang kami tidak cukup kalau-kalau yang datang memang lebih dari perkiraan. Sampai-sampai tercetus ide untuk membawa timun dan tempe untuk tambahan makanan disana. Bayangkan saja, Anda sudah memesan tempat makan dan keadaan mengharuskan Anda untuk tetap membawa makanan juga dari rumah. Yang penting cukup.

Yak, memang bakal ada saja hal yang tidak terduga menjelang acara. Mulai dari dijanjikan souvenir Singapura untuk kenang-kenangan Guru, orangnya menghilang. Donatur yang menunda-nunda kabar dan ekspektasi kami yang terlalu tinggi. Dapat kabar ada cinta lokasi sesama panitia. Dikasih door prize tambahan gratis dari Ibu salah satu panitia. Sound yang tidak ada pas hari H, orangnya ngibrit ke luar kota. Kami pun baru menunjuk Amel dan Ayu sebagai MC hanya kurang lebih 2 jam sebelum acara. Tapi mereka bisa melakukannya dengan baik. Maka jangan remehkan juga kekuatan otak saat kepepet.  

Memang bakal ada saja hal yang tidak terduga setelah acara. Yang datang ternyata tidak melebihi yang telah membayar. Ada dana pemasukan dari donatur jauh melebihi harapan panitia. Apresiasi dari yang datang sampai bilang “Kapan adain acara lagi?” dan.... gak munafik, surplus. Uang itu bahkan menjadi nilai yang sangat besar bagi kami yang berpatok pada ide sederhana, dan 1 bulan realisasi. Alhamdulillah.

Ada beberapa poin yang menurut Saya menjadi faktor kesuksesan yang bukan hanya menurut kami (baca:surplus dan cinlok) tapi juga bagi objek yang datang (baca:tinggal datang-tinggal makan-tinggal dapat doorprize-pulang);

1. Jangan remehkan sebuah ide, bertindaklah.
Setiap orang pasti punya ide, cuma bedanya ada yang hanya disimpan dalam pikiran mereka dan ada juga yang direalisasikan dalam kehidupan nyata.  Ada kutipan, bahwa ide hanya akan berharga jika kita bertindak.  Dan tindakan itu dimulai dengan komunikasikan ide Anda kepada orang lain. Anda tidak akan bertindak, jika tidak mengetahui mau bertindak, maka jangan remehkan kekuatan ide.
Di dunia ini tidak ada yang melebihi kekuatan sebuah ide. Tidak ada senjata yang bisa memusnahkannya. Tidak ada kekuatan fisik yang bisa menjajahnya, kecuali kekuatan ide yang lain. 
2. Mau gerak; yang penting jajal dulu.
Mikir terus juga gak akan jalan, harus ada yang gerak. Anda tidak akan tahu hasil apa-apa kalau tidak mecoba. Dibutuhkan orang-orang yang mau-kemana-saja dan orang yang mau-bekerja-apa-saja, tentunya untuk kesuksesan acara. Poin ini sangat pokok dalam hal pencarian dana.

3. Pikirkan resiko paling buruk.
Sejujurnya pemikiran yang terlalu berlebih kadang dibutuhkan juga. Maksud saya adalah, kita bisa saja memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi, tapi mana kita tahu mana yang akan terjadi. Maka kita dituntut untuk terus berpikir ketika bertindak, termasuk memikirkan resiko yang paling buruk sekalipun, karena masalah kemungkinan mana yang akan terjadi menjadi masalah belakangan. Menurut Saya, ini juga sebagai pemicu semangat bekerja.

4. Jangan benci dengan orang bossy.
Banyak orang benci dengan orang yang sok-memerintah. Tapi, dalam satu acara kadang dibutuhkan juga orang yang seperti ini ketika tidak ada yang bisa memimpin. Orang yang ditunjuk menjadi pemimpin, misalnya dalam satu kelompok, pun kadang tidak bisa memimpin sebaik orang ini. Maka jangan kutuk mereka, biarkan saja mereka jadi api, tapi arahkan mereka menjadi api yang baik.

5. Jangan bosan beritahu publik.
Apalagi dengan banyak media social akan sangat membantu. Kalau acara sudah sangat matang dipersiapkan apalagi yang diharapkan selain banyak yang datang?

6. Masukkan kegiatan amal.
Tidak ada salahnya menyelipkan satu agenda acara untuk kegiatan beramal. Ini sudah kali kedua Saya berpikir The Power of Charity adalah salah satu faktor keberhasilan acara yang Saya dan teman-teman buat; yaitu pada perayaan hari ulang tahun sekolah Saya dan acara ini.

Semoga pengalaman Saya bisa bermanfaat untuk yang sudi membaca postingan ini :D
Inilah jejak kami :







Popular Posts

Powered by Blogger.