catch the rawr hint!

Thursday, November 15, 2012

Regenerasi

16.33 WIB, Rabu, 14 November 2012 adalah awal dari perjuangan kepengurusan OSIS periode 2013. Pada waktu itu, telah dibuka acara pemilihan ketua sekaligus pengurus OSIS. Ya, wajah-wajah tegang itu terlihat sekali. 
Yang berusaha menonjol akan terlihat, yang ikut-ikutan saja juga begitu. Ini cuma masalah regenerasi. Pemilihan ini ya cuma untuk regenerasi. Pengurus sebelum kami juga ingin kami bisa me-regenerasi-kan kepengurusan mereka agar kami bisa me-regenerasi-kan kepengurusan kami kepada pengurus selanjutnya. Tinggal apakah kami bisa menciptakan generasi yang kami harapkan atau tidak. Tinggal generasi selanjutnya melanjutkan apa yang telah dicitrakan oleh kepengurusan kami bahkan meningkatkannya. Semoga.




So who's gonna be the next generation of us?
We'll see then.

Sunday, November 11, 2012

Sesuatu yang tidak direncanakan


Aku tidak akan pernah melupakannya, momen dimana kamu satu-satunya yang menarik perhatian banyak orang dan menyeretku untuk ikut bersamamu. 

Dimana saat itu aku menjadi lebih suka terhadap bunga daripada hal lainnya.  Dimana saat itu, yang aku dengar banyak yang iri terhadap bahkan sesuatu hal yang tidak kamu rencanakan. 
 Sesuatu yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya dan tidak pernah aku pikirkan dalam keadaan kamu dan aku yang sedang seperti waktu itu. 

Hari itu.. menjadi sangat indah asal kamu tahu. Semua yang telah kamu, aku, dan yang lain harapkan sukses menurut mereka, dan kamu.. mungkin menurutmu, kamu hanya melakukan hal kecil yang sudah ku katakan sebelumnya.. tidak kamu rencanakan.. tapi asal kamu tahu...
Aku tidak akan pernah melupakannya



Sunday, November 4, 2012

Jarang-jarang

Terdengar norak. Yah, cuma ke dufan. Buat Saya yang kini ada di kelas XII, kelas XII di sekolah Saya sekarang, dan dengan syarat harus dapat izin dari sekolah untuk dapat tiket itu... perjuangan. Potongan harga tiket yang seharusnya Rp 220.000 menjadi hanya Rp 60.000 untuk Saya....kesempatan. Kesempatan untuk jalan-jalan sama mereka. Mereka, teman-teman Saya di kelas XII. Mereka, yang tinggal menunggu hitungan bulan lagi untuk sama-sama sama Saya Insya Allah. Mula-mulanya, salah satu teman Saya yang mendapat informasi ini. Tiket Dufan yang sekaligus tiket masuk Ancol itu bisa turun hingga Rp 60.000 jika, :
  1. Termasuk siswa/siswi SMA atau sederajat hingga akhir tahun ini
  2. Mendapatkan masa min.15 orang
  3. Membawa surat keterangan izin dari pihak sekolah terkait
Yap. Syarat yang ketiga begitu sulit karena yaaaaah kami kelas XII yang seharusnya tidak memikirkan hal-hal seperti ini. Tapi... when there's a will there's a way. Selalu ada saja jalan bagi yang mau berusaha. Dengan kepiawaian beberapa teman Saya akhirnya kami mendapat surat izin itu, yah tidak bisa Saya ceritakan bagaimana-nya disini hehe :p. Oh, bisa dapat masa hingga mencapai 22 orang itu juga tidak mudah!. Sebelumnya, kami diberi tahu jika mobil sekolah bisa kami gunakan. H-2 sebelum kami berangkat, ternyata mobil sekolah tidak bisa dipakai karena harus mengantar siswa lain mengikuti lomba. Akhirnya kami memutuskan untuk 'ngecer' saja. Dengan keputusan seperti itu, banyak diantara kami yang sebelumnya ikut berpikir ulang. Saya juga mikir ulang. Kenapa?
  1. Kami yang ikut semuanya perempuan
  2. Kami berencana keluar Dufan pukul 6 petang,  mau sampai di Cikarang jam berapa?
  3. Pasti. Diantara kami sudah ada yang bilang kalau pakai mobil sekolah. Tidak bisa dipungkiri kalau statement itu memperkuat argumen kami untuk bisa diizinkan orang tua. Mobil sekolah tidak bisa dipakai, lantas bagaimana?
  4. Akan ada biaya tidak terduga karena sebelumnya tidak direncanakan untuk pergi dengan angkutan umum
Saya tetap ikut. Kapan lagi bisa kayak gini? Jarang-jarang. 
Masalah belum selesai sampai disitu. Dengan segala kegalauan yang ada, antara ikut atau tidak, untuk berjaga-jaga kami disarankan membawa kartu pelajar. Dan ada diantara kami yang tidak punya kartu pelajar. Oke.. 'pemburuan' mereka pun dimulai saat diumumkan tentang hal itu. Belum! belum habis sampai situ. Salah satu teman kami yang ikut, bermasalah dengan salah satu guru. Di waktu pelajaran guru tersebut, teman Saya sebut saja dia "eneng" memainkan handphonenya. Dengan aturan yang telah disepakati oleh kami sebelumnya, hapenya pun disita. Yah apapun alasannya, guru tersebut tidak bergeming. Hingga sebelum keberangkatan kami ke Dufan pun, teman-teman sekelas Saya dibuat pusing karena itu. Sampai pecahlah tragedi tangis-menangis di kelas kami. Ya hanya beberapa jam saja sebelum berangkat. Namun pada akhirnya setelah masalah demi masalah itu, toh kami berangkat juga. 

Dengan ber-22 itu kami naik bis, yah namanya perempuan, ber-22 lagi, bisa dibayangkan betapa kami "mengganggu" penumpang lainnya, terdengar egois, tapi... toh kami tidak mengenal mereka kan :p
Dufan! kami tiba di halte paling ujung yang Saya lihat di rute busway, halte Ancol. Sekitar jam 3 sore kami baru sampai, dan ... apa? kami cuma bisa main 3 jam?. 
Pikiran itu hilang begitu saja, setelah kami memasuki arena Dufan yang......sepi!.  Main 3 jam terasa sangat puas dibandingkan jika harus capek karena antrean. Well, Dufan is ours! Berasa punya sendiri, tanpa harus antre dan desak-desakan. 

Saking penat dengan kehidupan sekolah atau apa Saya tidak mengerti, saat awal Saya dan kawan-kawan sudah menaiki wahana-wahana seperti Kora-Kora, Histeria, dan Roller Coaster. Entah karena kami kurang kompak atau apa Saya tidak mengerti, disana terbagi menjadi 2 kelompok, kelompok pemberani dan kurang pemberani. Ketika kelompok pemberani menaiki wahana histeria, yang lainnya naik Gajah-gajahan. Entah mengapa Saya tidak mengerti, istana boneka terlihat lebih menyeramkan jika dibandingkan wahana tornado, dan memang benar, bagi Saya boneka-boneka itu lebih terlihat menyeramkan daripada menggemaskan. Entah mengapa Saya pun tidak mengerti, teman Saya sampai ngobrol di atas wahana tornado saking tidak ada hsiterianya sama sekali karena sudah ke-5 kalinya. 

Sudah petang. Indah. Lampu-lampu itu indah. Bianglala jadi wahana terakhir kami. Wahana seperti kincir angin besar. Saat Saya berada di tempat paling atas, terlihat kawasan Ancol yang begitu luas lengkap dengan panorama laut yang sulit Saya gambarkan. Hanya relaxing, dan... romantis. Tidak mengerti, hanya Bianglala di Dufan, apa yang akan Saya katakan jika Saya ada di depan menara Eiffel nanti. Menara impian hampir semua perempuan untuk bisa jadi saksi. 

Oke. Kami harus makan. Setelah capek bermain seharian, sekarang waktuya menghargai badan sendiri. Kami makan di Dufan. Ayam bakar plus lalapan, nasi dan minuman dengan harga Rp 18.000. Harga termurah menurut teman Saya di Dufan. Buru-buru! Dufan ditutup jam 7 dan kereta paling akhir jam 7.30! 
Sekarang waktunya untuk pulang. Galau. Naik kereta atau bis. Kami harap bisa naik kereta tapi karena angkutan umum dari Dufan tidak ada akhirnya kami putuskan untuk balik ke halte busway dari Ancol. Pukul 8.30 kami belum dapat bis 122 jurusan Cikarang. Sabar menunggu.... dan.... akhirnya kami dapat bis! Tebak, bis ini adalah bis yang kami naiki tadi pagi. Walaupun gagal diantar-jemput sekolah, yaaa kami merasa bis ini meng-antar-jemputkan kami ke Dufan. Terbayarkan!

Sepanjang perjalanan, tetap, kami dibilang "mengganggu" penumpang lain, haha (tetap) biarlah, kami toh (tetap) bayar juga kan :p. Beberapa teman Saya ada yang turun duluan dan kami berpamitan. Sampai di terminal sekitar pukul 10 malam, Saya dijemput dia. Sepanjang perjalanan kami ke rumah, terasa nyaman, Saya cerita sedikit padanya tentang hari ini. Sepele tapi terimakasih untuk itu. 

Sampai di rumah, Saya berbaring, me-review semua kejadian dari mulai berangkat ke Dufan, serunya di Dufan, dan pulang dari Dufan. Saya juga tidak lupa momen dia berpamitan. Hari yang menyenangkan. Saya sekarang senang bisa menikmati foto-foto ini, melihat sekaligus me-review...













Sudah Saya katakan, mau orang bilang ini norak atau apalah, Saya senang bisa menghabiskan sisa-sisa waktu Saya sama kalian. Teman-teman Saya yang sudah Saya anggap keluarga kedua Saya. Oh iya Saya dengar juga kami menjadi semacam provokator jalan-jalan, kelas lainnya terprovokasi buat jalan-jalan seperti kami! Well, tinggal kita lihat, sama saja seperti jalan-jalan kelas masing-masing atau bahkan..... bisa..... jalan-jalan.... se-angkatan misalnya.... mmm semoga itu bisa terwujud dengan seru untuk angkatan Saya. Amin. 


Popular Posts

Powered by Blogger.