Ini Saya
Karena Saya bisa saja bilang "aduh laper nih" "ngantuknya dewa banget ya" "ah panasnya nampol" "kok dia gitu sih?" "get well really soon Puspa" dsb untuk mendapatkan perhatian dari orang lain, tapi Saya bukan yang kayak gitu dan lebih suka posting yang not-to-the-point-in-directly. Saya berbicara dalam koridor kebanyakan ya. Bisa saja disini Saya blak-blakan tentang perasaan dan lain sebagainya. Alih-alih Saya sedang galau dan berniat menyindir pun tidak Saya lakukan dengan kata-kata tersurat. Walaupun kadang itu masih bisa berhasil untuk ditebak orang lain. Dan balik lagi, mungkin karena terlalu banyak yang tersirat, justru maksud yang sebenarnya, hanya Saya yang tahu. Ini lucu, saat orang lain yang 'iseng' salah mengartikannya dan lebih lucunya Saya tahu itu.
Saya tertegun melihat salah satu tweet teman Saya yang intinya kurang lebih seperti ini, "Gue suka kesel sama orang yang tweetnya gak dimengerti orang lain, tweetnya buat dia sendiri". Ya, karena tiap-tiap orang punya hak untuk bisa berekspresi sekalipun dengan cara yang aneh. Saya juga pernah dikasih tahu oleh teman yang lain, "Tweet lu tuh aneh Pus, kalo anak-anak yang bener anak twitter sih gak bakal ngerti elu ngomong apa".
Tidak menunjukkan apa yang sedang Saya lakukan dan rasakan secara langsung bukan berarti status citra Saya menjadi seperti sebuah robot kan? Dingin, kaku, dan tidak punya hati. Disana citra serius, Saya tahu itu. Dan sekali lagi ini lucu, saat banyak teman kelas bilang Saya orang yang jahil dan suka meledek guyon. Saya hanya tidak mau menunjukkan hal tersebut secara langsung. Dan kenyataan bahwa Saya tidak mengizinkan orang lain berkesempatan untuk tahu (setidaknya dengan mudah). Itu saja.