Reuni SD Mekar Mukti 06 Angkatan
2006/2007, 6 Juli 2013 bertempat di Rumah Makan Mety Putri- Pasir Gombong, Cikarang, Jawa Barat. Rencana yang telah kami buat sekitar sebulan sebelum acara bisa terbilang
sukses. Berawal dari ide seorang
laki-laki yang mungkin bisa dibilang, dia yang paling semangat kalau soal
beginian, Muhammad Al-Anis Faishal (
Ais). Entah apa yang ada dipikiran orang
ini, Saya dan teman-teman yang lain sudah seharusnya memikirkan soal perguruan
tinggi, tapi masih juga harus membuat acara reuni yang sudah kedua kalinya ini.
Bisa dibilang juga anggkatan kami adalah angkatan yang paling rajin membuat
reuni dibandingkan angkatan-angkatan lainnya.
Awalnya ide Ais membuat reuni ini
adalah; “Nanti lo semua kan bakal sibuk masing-masing, jadi ya kapan lagi?”.
Lalu dipilihlah kami, panitia yang sudah ‘lega’ adalah kami yang lolos SNMPTN
jalur undangan dan yang sudah fix memilih Perguruan Tinggi Swasta.
Kegiatan dimulai dengan memilih
tanggal dan tempat, kami pun memilih 6 Juli di RM. Mety Putri. Lalu kami
membuat sususan acara yang meliputi: makan siang, games, door prize, dan
pengumpulan barang-barang layak pakai untuk bakti sosial.
Kami pun tidak lupa untuk
mempublikasikannya kepada teman-teman angkatan. Untungnya, masalah
hubung-menghubungi menjadi perkara mudah di jaman sekarang. Karena kita hidup
di jaman yang bohong namanya jika sesorang sulit dihubungi kecuali dia menutup
diri.
Well, kita ngomongin budget
sekarang. Kami memesan paket 50 porsi seharga 2 Juta rupiah di Mety Putri. 20
Ribu rupiah/anak untuk makan siang dan doorprize. Kami sebagai panitia
berelapang diri untuk menyumbang lebih dari anak-anak lain, 30 ribu rupiah.
Setelah banyak yang mendaftar
untuk ikut....panik. Target kami hanya 35 orang saja yang ikut ternyata
terlampau jauh sekali. Mau tidak mau, kami harus punya dana lebih dari 2 juta
untuk berjaga-jaga.
Perburuan dana pun dimulai;
tentukan donatur; buat proposal; datangi; konfirmasi; mau kerja; mau gerak. Tantangannya
bukan hanya gak dapat uang, tapi juga panitia yang sibuk melengkapi berkas di
universitas masing-masing, sejadi-jadinya kami harus bergantian untuk kerja.
Beberapa hari sebelum hari H,
dana 2 juta memang sudah tertutup, tapi kami masih takut uang kami tidak cukup
kalau-kalau yang datang memang lebih dari perkiraan. Sampai-sampai tercetus ide
untuk membawa timun dan tempe untuk tambahan makanan disana. Bayangkan saja,
Anda sudah memesan tempat makan dan keadaan mengharuskan Anda untuk tetap
membawa makanan juga dari rumah. Yang penting cukup.
Yak, memang bakal ada saja hal
yang tidak terduga menjelang acara. Mulai dari dijanjikan souvenir Singapura untuk kenang-kenangan Guru, orangnya menghilang. Donatur yang menunda-nunda
kabar dan ekspektasi kami yang terlalu tinggi. Dapat kabar ada cinta lokasi
sesama panitia. Dikasih door prize tambahan gratis dari Ibu salah satu
panitia. Sound yang tidak ada pas hari H, orangnya ngibrit ke luar kota. Kami
pun baru menunjuk Amel dan Ayu sebagai MC hanya kurang lebih 2 jam sebelum
acara. Tapi mereka bisa melakukannya dengan baik. Maka jangan remehkan juga kekuatan
otak saat kepepet.
Memang bakal ada saja hal yang
tidak terduga setelah acara. Yang datang ternyata tidak melebihi yang telah
membayar. Ada dana pemasukan dari donatur jauh melebihi harapan panitia. Apresiasi
dari yang datang sampai bilang “Kapan adain acara lagi?” dan.... gak munafik,
surplus. Uang itu bahkan menjadi nilai yang sangat besar bagi kami yang
berpatok pada ide sederhana, dan 1 bulan realisasi. Alhamdulillah.
Ada beberapa poin yang menurut
Saya menjadi faktor kesuksesan yang bukan hanya menurut kami (baca:surplus dan
cinlok) tapi juga bagi objek yang datang (baca:tinggal datang-tinggal
makan-tinggal dapat doorprize-pulang);
1. Jangan remehkan sebuah ide,
bertindaklah.
Setiap orang pasti punya ide,
cuma bedanya ada yang hanya disimpan dalam pikiran mereka dan ada juga yang
direalisasikan dalam kehidupan nyata.
Ada
kutipan, bahwa ide hanya akan berharga jika kita bertindak.
Dan tindakan itu dimulai dengan komunikasikan
ide Anda kepada orang lain. Anda tidak akan bertindak, jika tidak mengetahui
mau bertindak, maka jangan remehkan kekuatan ide.
Di dunia ini tidak ada yang melebihi kekuatan sebuah ide. Tidak ada senjata yang bisa memusnahkannya. Tidak ada kekuatan fisik yang bisa menjajahnya, kecuali kekuatan ide yang lain.
2. Mau gerak; yang penting jajal dulu.
Mikir terus juga gak akan jalan, harus ada yang gerak. Anda tidak akan tahu hasil apa-apa kalau tidak mecoba. Dibutuhkan orang-orang yang mau-kemana-saja dan orang yang mau-bekerja-apa-saja, tentunya untuk kesuksesan acara. Poin ini sangat pokok dalam hal pencarian dana.
3. Pikirkan resiko paling buruk.
Sejujurnya
pemikiran yang terlalu berlebih kadang dibutuhkan juga. Maksud saya adalah, kita
bisa saja memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi, tapi mana kita tahu
mana yang akan terjadi. Maka kita dituntut untuk terus berpikir ketika
bertindak, termasuk memikirkan resiko yang paling buruk sekalipun, karena
masalah kemungkinan mana yang akan terjadi menjadi masalah belakangan. Menurut
Saya, ini juga sebagai pemicu semangat bekerja.
4. Jangan benci
dengan orang bossy.
Banyak orang benci
dengan orang yang sok-memerintah. Tapi, dalam satu acara kadang dibutuhkan juga
orang yang seperti ini ketika tidak ada yang bisa memimpin. Orang yang ditunjuk
menjadi pemimpin, misalnya dalam satu kelompok, pun kadang tidak bisa memimpin sebaik
orang ini. Maka jangan kutuk mereka, biarkan saja mereka jadi api, tapi arahkan
mereka menjadi api yang baik.
5. Jangan bosan
beritahu publik.
Apalagi dengan
banyak media social akan sangat membantu. Kalau acara sudah sangat matang dipersiapkan
apalagi yang diharapkan selain banyak yang datang?
6. Masukkan
kegiatan amal.
Tidak ada
salahnya menyelipkan satu agenda acara untuk kegiatan beramal. Ini sudah kali
kedua Saya berpikir The Power of Charity adalah salah satu faktor keberhasilan
acara yang Saya dan teman-teman buat; yaitu pada perayaan hari ulang tahun
sekolah Saya dan acara ini.
Semoga pengalaman Saya
bisa bermanfaat untuk yang sudi membaca postingan ini :D
Inilah jejak kami :